Alhamdullilah,, selama tiga tahun untuk mencapainya, penuh perjuangan untuk mewujudkannya,, banyak pahit dan manis saya lalui semua ini,, terimakasih atas doa, dukungan, dan motivasinya untuk sahabat2q, some oneq(jessika), dan terutama kedua orang tuaku.. yang selalu memberi nasehat yang bermanfaat.. semua ini tidak akan berhenti sampai di sini,, ini adalah awal baru yang akan saya mulai dan saya ingin menjadi baik dan lebih baik lagi. |
Wisudawan BSI 28'Nov2010
Cinta dan Persahabatan
Orang-orang yang mengalami cinta dan persahabatan sejati serta menjalaninya dengan makna yang sesungguhnya adalah orang-orang beriman. Alasan utamanya, sebagaimana dinyatakan di muka dalam buku ini, adalah karena mereka mencintai satu sama lain, bukan karena mencari keuntungan, namun hanyalah semata-mata karena orang-orang yang mereka cintai itu adalah orang-orang yang memiliki iman yang tulus dan taat. Apa yang membuat seseorang dicintai dan memiliki daya tarik untuk dijadikan teman adalah karena ketakwaannya kepada Allah, dan kesalehannya yang telah membuat seseorang hidup dengan nilai-nilai al-Qur'an secara cermat. Seseorang yang hidup dengan nilai-nilai al-Qur'an juga mengetahui karakteristik-karakteristik apa saja yang mesti dimilikinya agar dapat dijadikan sebagai seorang teman yang berharga, dan dia pun mengambil karakteristik-karakteristik ini sesempurna mungkin. Dan demikian pula, ia pun dapat mengapresiasi karakteristik-karakteristik yang dapat dikagumi pada orang lain dan dapat mencintai dengan sesungguhnya.
Oleh karena kecintaan di antara mereka dilandasi oleh sebuah pemahaman tentang persahabatan yang kekal selamanya, maka kecintaan itu tidak akan berkurang atau berakhir dengan adanya kematian. Sebaliknya, justru makin kekal secara sempurna. Dari aspek inilah pemahaman tentang cinta bagi orang-orang beriman. Cinta dan persahabatan pada masyarakat jahiliah tidak dilandasi niat untuk senantiasa bersama selama-lamanya, maka mereka pun tidak dapat mempraktikkan konsep-konsep kesetiaan, kepercayaan, dan amanah yang sejati. Jika dua orang yang mengaku sebagai kawan membuat suatu syarat khusus yang melandasi persahabatan mereka, maka itu berarti mereka dapat mengakhiri pertemanan mereka kapan saja. Kedua belah pihak yang menyadari adanya kemungkinan ini pun lalu bersikap saling hati-hati satu sama lain dan merasa tidak nyaman. Kehatian-hatian merusak ketulusan, dimana hal ini merupakan prasyarat dalam menjalin cinta dan persahabatan. Dalam hubungan-hubungan yang sifatnya duniawi orang-orang senantiasa memperhitungkan adanya kemungkinan berakhirnya persahabatan mereka dan, dengan demikian, mereka pun menghindari untuk menunjukkan sifat ketulusan dimana nantinya dapat membuat mereka merasa malu bila kelak keramah-tamahan ini telah berakhir.
Di lain pihak, bagi orang-orang beriman, mereka memiliki ketulusan dan tidak pernah bersikap pura-pura. Seseorang yang berniat untuk bersama-sama dengan orang lain untuk selama-lamanya adalah seseorang yang telah memiliki komitmen untuk menunjukkan kesetiaan, cinta, dan persahabatan yang tiada putus-putusnya. Karakteristik istimewa mengenai cinta dan persahabatan dari orang-orang beriman ini, yaitu kesediaan untuk bersama-sama selama-lamanya, membuat mereka dapat memperoleh kebahagiaan yang besar dari kasih sayang yang mereka alami serta kegembiraan karena punya harapan untuk berada bersama-sama dengan orang-orang yang mereka cintai di surga nanti. Ini juga merupakan kesenangan, karena adanya kepastian, sehingga mereka akan bersikap setia kepada orang-orang yang mereka cintai selama-lamanya.
SEDERHANA, PILIHAN HIDUP YG MULIA
Menjadi Pendengar yang Baik Untuk Suami
Didalam rumah tangga, komunikasi yang baik sangatlah penting untuk dilakukanya. Namun, komunikasi sering secara salah kaprah diartikan hanya sebagai "berbicara". Padahal ada aspek komunikasi yang juga sangat penting, yakni mendengarkan.Dengan menjadi "active listener" yang baik, kita akan mampu membangun ruang dialog yang sehat dan produktif dengan suami. Karena seberapa keras pun seorang suami tampak dari luarnya, dia punya kebutuhan besar untuk dipahami.Sebagian dari anda mungkin setuju dengan pernyataan bila tidak semua hal ingin dibicarakan suami. Namun saat dia bersemangat ingin menceritakan sesuatu pada anda jadilah pendengar yang baik. Bila anda tidak tertarik pada topik pembicaraannya, jangan buru-buru memberikan komentar. Sebab bisa saja komentar anda salah dan membuat semangatnya untuk bercerita hilang. Cukup diam dan mengiyakan sekali-kali. Suami akan merasa nyaman bila apa yang dipikirkan bisa dikeluarkan. Secara tidak langsung suami akan merasa menemukan partner "curhat" yang pas untuknya. Anda juga bisa mencoba alternatif lain, yaitu dengan memberikan perhatian penuh terhadap pembicara sebagai usaha yang sesungguhnya untuk memahami pokok-pokok penting dari apa yang suami bicarakan. Cobalah gunakan kata-kata pendorong seperti "Ya", "Aha", dan "Mmm", atau dengan bahasa non-verbal lain seperti mengangguk, tersenyum, dan bahasa tubuh lainnya. Selain itu agar terjadi kominkasi dua arah yang menyenangkan, Sesekali ajukan pertanyaan kepadanya, namun janganlah memotong pembicaraan suami. Biarkan suami menyampaikan pikiran atau perasaannya secara tuntas. Ada baiknya bila kita bersikap seperti gema. Tidak perlu menghakimi atau pun menggurui. Gema hanya memantulkan. Caranya, ulangilah dengan kata-kata anda sendiri, apa yang dimaksudkan dan dirasakan suami, sesudah suami bicara. dan jangan lupa nyatakan pengertian anda terhadap perasaannya. Disamping mengulangi isi pernyatannya, gemakan juga perasaan yang tersirat dari pernyataanya. Contohnya: "Aku bisa membayangkan perasaanmu, mas. Kau tentu merasa marah, 'kan?". dan yang terakhir, hindarilah "sindroma hiburan", yaitu ketika anda berharap bahwa suami akan menghibur anda. Alih-alih, hiburlah Suami dengan menjadi pendengar yang baik. Umpamanya: "siap, boss.". dan jangan lupa, asumsikan bahwa apa yang dikatakan suami, bisa juga bermanfaat untuk anda. Bagaimanapun, tentu ada sisi positif dari kata-katanya yang bisa anda jadikan pelajaran. |
Indahnya Islam Dalam Hubungan Suami Istri
Rumah tangga adalah suatu tatanan masyarakat terkecil, dan dari rumah tanggalah suatu tatanan masyarakat terbentuk. Keberhasilan suatu masyarakat atau kegagalannya dimulai dari keberhasilan dan kegagalan anggotanya dalam menjalankan roda kehidupan dalam rumah tangga. Dan sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa setiap rumah tangga minimal terdiri dari suami dan istri. Oleh karena itu syari'at Al Qur'an memberikan perhatian besar kepada hubungan antara suami dan istrinya, sampai-sampai Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam menjadikan baik dan buruknya hubungan seseorang dengan istrinya sebagai standar kepribadian seseorang,"Sebaik-baik kalian ialah orang yang paling baik perilakunya terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik dari kalian dalam memperlakukan istriku." (HR. At Tirmizi dan dishahihkan oleh Al Albani) Diantara syari'at Al Qur'an yang mengajarkan tentang metode hubungan suami istri yang baik ialah yang disebutkan dalam hadits berikut, "Janganlah seorang lelaki mukmin membenci seorang mukminah (istrinya), bila ia membenci suatu perangai padanya, niscaya ia menyukai perangainya yang lain." (HR. Muslim) Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan hadits ini dengan menyebutkan contoh nyata, beliau berkata, "Tidaklah layak bagi seorang mukmin (suami yang beriman) untuk membenci seorang mukminah (istrinya yang beriman), bila ia mendapatkan padanya suatu perangai yang ia benci, niscaya ia mendapatkan padanya perangai lainnya yang ia sukai, misalnya bila istrinya tesebut berakhlak pemarah, akan tetapi mungkin saja ia adalah wanita yang taat beragama, atau cantik, atau pandai menjaga kehormatan dirinya, atau sayang kepadanya atau yang serupa dengan itu. Diantara wujud nyata keindahan syari'at Al Qur'an dalam membina rumah tangga, ialah diwajibkannya seorang suami untuk menunaikan tanggung jawabnya secara penuh, tanpa terkurangi sedikitpun. Mari kita bersama-sama merenungkan kisah berikut, "Dari Wahb bin Jabr, ia menuturkan, Sesungguhnya salah seorang budak milik Abdullah bin Amr pernah berkata kepadanya, Sesungguhnya aku berencana untuk tinggal selama satu bulan ini di sini di Baitul Maqdis. Maka Abdullah bin Amr bin Al 'Ash bertanya kepadanya, Apakah engkau telah meninggalkan untuk keluargamu bekal yang dapat mereka makan selama satu bulan ini? Ia menjawab, Tidak. Abdullah bin Amr berkata kepadanya, Maka kembalilah ke keluargamu, lalu tinggalkan untuk mereka bekalnya, karena aku pernah mendengar Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda, Cukuplah sebagi dosa seseorang (yang akan mencelakakannya) bila ia menyia-nyiakan orang-orang yang wajib ia nafkahi. Sebaliknya syari'at Al Qur'an juga mewajibkan atas kaum istri untuk senantiasa taat kepada suaminya, selama mereka tidak memerintahkannya dengan kemaksiatan. Agar kita dapat sedikit mengetahui betapa besar perhatian Islam dalam memerintahkan kaum istri untuk mentaati suaminya, maka marilah kita bersama-sama merenungkan dua hadits berikut, "Seandainya aku diizinkan untuk memerintahkan seseorang agar bersujud kepada orang lain, niscaya aku akanperintahkan kaum istri untuk bersujud kepada suaminya." (HR. Ahmad, At Tirmizi, dan Ibnu Majah) Dan sabda beliau shollallahu 'alaihi wasallam, "Bila seorang wanita telah menunaikan sholat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga kesucian farjinya, dan mentaati suaminya, niscaya akan dikatakan kepadanya, Masuklah ke surga dari delapan pintu surga yang manapun yang engkau suka." (HR Ahmad, Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh Al Albani) Pada hadits ini Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam memberikan suatu pelajaran penting kepada kaum istri agar hubungannya dengan suaminya bukan hanya di dasari oleh rasa cinta semata. Akan tetapi lebih dari itu semua, ketaatannya kepada suami adalah salah satu bagian dari ibadahnya, dan salah satu ibadah yang amat agung, sampai-sampai disejajarkan dengan sholat lima waktu, dan puasa bulan Ramadhan. Sehingga dengan cara demikian, ketaatan dan kesetiaan kaum istri akan kekal hingga akhir hayatnya, dan tidak mudah luntur oleh berbagai badai yang menerpa bahtera rumah tangganya. Hal ini tentu berbeda dengan kaum istri yang hanya mengandalkan rasa cintanya, ia akan mudah terhanyutkan oleh godaan dan badai kehidupan, sehingga tatkala ia menghadapi kesusahan atau godaan setan walau hanya sedikit, dengan mudah tergoyahkan. Dari sini kita dapat mengetahui alasan mengapa banyak kaum istri yang dengan mudah melawan suaminya, tidak taat kepadanya, dan bahkan berbuat serong dengan pria lain. Ini semua karena rasa cintanya telah luntur, atau mulai luntur oleh godaan ketampanan, atau jabatan atau harta dan yang serupa. Dari lain sisi, syari'at Al Qur'an juga membentengi kaum suami agar dapat tetap istiqomah menjalankan tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga, yaitu dengan menjadikan segala tugas dan kewajibannya sebagai bagian dari ibadah kepada Allah, sehingga kesetiaannya dan kewajibannya tidak mudah luntur atau lengkang karena terpaan masa atau godaan hijaunya rumput tetangga atau kawan sejawat dll. "Sesungguhnya bila engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya, lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin dan meminta-minta kepada orang lain. Dan sesungguhnya engkau tidaklah menafkahkan suatu nafkah yang engkau mengharap dengannya keridhaan Allah, melainkan engkau akan diberi pahala karenanya, sampaipun suapan makanan yang egkau suapkan ke mulut istrimu." (Muttafaqun 'alaih) Dan lebih spesifik Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam menjadikan hubungan sebadan dengan istri sebagai salah satu amal shalih, sebagaimana beliau tegaskan dalam sabdanya berikut ini, "Dan hubungan sebadanmu dengan istrimu adalah sedekah. Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah, apakah salah seorang dari kita melampiaskan syahwatnya, kemudian ia dengannya mendapatkan pahala ? Beliau menjawab: bagaimana pendapat kalian, bila ia melampiaskan syahwatnya pada perbuatan yang haram, bukankah ia dengannya akan mendapatkan dosa? Demikian juga bila ia melampiaskannya pada tempat yang halal, maka ia mendapatkan pahala." (HR. Muslim) |
40 Manfaat Shalat Berjamaah di Masjid/Musholla
1. Mematuhi perintah Allah
2. Sebagai saksi keimanan
3. Mendapat tajkiah (Pernyataan Kesucian) dan Anugerah Besar dari Allah
4. Mengagungkan dan menekankan apa yang diagungkan dan ditekankan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam
5. Mematuhi perintah Rasulullah
6. Selamat karena mengikuti Rasul
7. Sholat berjamaah termasuk sasaran Islam yang Agung
8. Mengagungkan dan menampakkan syi'ar Allah
9. Termasuk sunnah petunjuk
10. Lebih utama dari shalat sendirian
11. Lebih suci di sisi Allah daripada shalat sendiri
12. Menjaga diri dari setan
13. Jauh dari menyerupai orang-orang munafik
14. Diantara sebab datangnya Ridho Allah
15. Ta'ajub Allah
16. Berpahala besar karena berjalan untuk menunaikannya
17. Berkumpulnya para Malaikat pada waktu shalat shubuh dan ashar serta permohonan ampun mereka bagi yang hadir
18. Menyamai shalat separuh malam atau sepanjang malam (khusus Isya dan SUbuh)
19. Berada dalam jaminan Allah
20. Berada dalam naungan Allah pada Hari kiamat
21. Bebas dari Neraka dan bebas dari sifat munafik
22. Mendapatkan shalawat dari Allah dan para Malaikat
23. Mendapatkan Rumah di Surga
24. Mendapatkan pahala berjamaah meskipun telah selesai dikerjakan
25. Sempurnanya shalat
26. Amal paling utama
27. Selamat dari neraka Wail
28. Selamat dari kelalaian
29. Doanya tidak ditolak
30. Persaudaraan, kasih sayang dan persamaan
31. Menjaga shalat-shalat sunnah Rawatib dan Dzikir
32. Memahami hukum-hukum shalat
33. Membiasakan disiplin dan menguasai diri
34. Menampakkan kekuatan umat Islam dan membuat kesal orang-orang kafir dan munafik
35. Memperbaiki penampilan dan jati diri
36. Saling mengenal dan memperkenalkan diri
37. Berlomba-lomba dalam ketaatan kepada Allah
38. Terjaganya kepribadian yang baik
39. Adanya perasaan berdiri dalam suatu barisan Jihad
40. Menghadirkan perasaan apa yang terjadi pada Zaman Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihiwassalam dan para Sahabatnya
3. Mendapat tajkiah (Pernyataan Kesucian) dan Anugerah Besar dari Allah
4. Mengagungkan dan menekankan apa yang diagungkan dan ditekankan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam
5. Mematuhi perintah Rasulullah
6. Selamat karena mengikuti Rasul
7. Sholat berjamaah termasuk sasaran Islam yang Agung
8. Mengagungkan dan menampakkan syi'ar Allah
9. Termasuk sunnah petunjuk
10. Lebih utama dari shalat sendirian
11. Lebih suci di sisi Allah daripada shalat sendiri
12. Menjaga diri dari setan
13. Jauh dari menyerupai orang-orang munafik
14. Diantara sebab datangnya Ridho Allah
15. Ta'ajub Allah
16. Berpahala besar karena berjalan untuk menunaikannya
17. Berkumpulnya para Malaikat pada waktu shalat shubuh dan ashar serta permohonan ampun mereka bagi yang hadir
18. Menyamai shalat separuh malam atau sepanjang malam (khusus Isya dan SUbuh)
19. Berada dalam jaminan Allah
20. Berada dalam naungan Allah pada Hari kiamat
21. Bebas dari Neraka dan bebas dari sifat munafik
22. Mendapatkan shalawat dari Allah dan para Malaikat
23. Mendapatkan Rumah di Surga
24. Mendapatkan pahala berjamaah meskipun telah selesai dikerjakan
25. Sempurnanya shalat
26. Amal paling utama
27. Selamat dari neraka Wail
28. Selamat dari kelalaian
29. Doanya tidak ditolak
30. Persaudaraan, kasih sayang dan persamaan
31. Menjaga shalat-shalat sunnah Rawatib dan Dzikir
32. Memahami hukum-hukum shalat
33. Membiasakan disiplin dan menguasai diri
34. Menampakkan kekuatan umat Islam dan membuat kesal orang-orang kafir dan munafik
35. Memperbaiki penampilan dan jati diri
36. Saling mengenal dan memperkenalkan diri
37. Berlomba-lomba dalam ketaatan kepada Allah
38. Terjaganya kepribadian yang baik
39. Adanya perasaan berdiri dalam suatu barisan Jihad
40. Menghadirkan perasaan apa yang terjadi pada Zaman Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihiwassalam dan para Sahabatnya
SYURGA ANAK
Syurga Anak....
Sayangilah anak-anak kalian, Kasihanilah kelemahannya, Tepatilah janjinya yang kalian berikan kepadanya, sebab mereka beranggapan bahwa rizki mereka ada di tangan kalian.
"Tatkala kalian memandang wajah anak-anakmu dan engkau merasa senang, maka engkau akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang membebaskan budak".
"Barang siapa mencium anaknya, Allah SWT akan menulis satu kebaikan dalam buku catatan amalnya, dan barang siapa tidak menyayangi ia tak akan disayangi".
"Seringlah mencium anak kalian, sebab dengan satu ciuman, kalian akan menaiki satu peringkat di surga, dikatakan bahwa orang yang tak pernah mencium anak-anaknya adalah penghuni neraka".
"Kasih sayang kepada anak merupakan kasih sayang kepada ayah dan ibu, dan Allah menganugrahkan rahmatnya kepada seorang hamba yang amat menyukai anak2nya".
Ketika Rasulullah SAW mendengar istri seorang hamba melahirkan dan mendapati dalam kondisi cacat, Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya anakmu akan menjadi wewangian di surga"
Sayangilah anak-anak kalian, Kasihanilah kelemahannya, Tepatilah janjinya yang kalian berikan kepadanya, sebab mereka beranggapan bahwa rizki mereka ada di tangan kalian.
"Tatkala kalian memandang wajah anak-anakmu dan engkau merasa senang, maka engkau akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang membebaskan budak".
"Barang siapa mencium anaknya, Allah SWT akan menulis satu kebaikan dalam buku catatan amalnya, dan barang siapa tidak menyayangi ia tak akan disayangi".
"Seringlah mencium anak kalian, sebab dengan satu ciuman, kalian akan menaiki satu peringkat di surga, dikatakan bahwa orang yang tak pernah mencium anak-anaknya adalah penghuni neraka".
"Kasih sayang kepada anak merupakan kasih sayang kepada ayah dan ibu, dan Allah menganugrahkan rahmatnya kepada seorang hamba yang amat menyukai anak2nya".
Ketika Rasulullah SAW mendengar istri seorang hamba melahirkan dan mendapati dalam kondisi cacat, Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya anakmu akan menjadi wewangian di surga"
TETAP SABAR MENGHADAPI KESULITAN
Dalam Al-Qur'an, Allah menggambarkan dirinya sendiri sebagai berikut:
"yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya." (Q.s.al-Mulk:2).
Dia menyuruh manusia memperhatikan fakta bahwa kehidupan dunia ini adalah saat ujian. Memang, peristiwa2 yang kelihatannya baik atau tidak baik dalam kehidupan ini penting dalam menyikap watak aslinya seseorang. Bencana, Secara khusus, akan menyingkap derajat keiklasan seseorang.
Salah satu kualitas paling mncolok dari orang2 beriman ialah karakter mereka yang stabil. Baik di saat sejahtera atau susah, mereka memperlihatkan semangat dan keiklasan yang sam. ini timbul dari persepsi yang unik tentang konsep "kesulitan", karena mereka menganggap saat2 sulit sebagai kesempatan untuk membuktikan ketaatan kepada allah dan kekuatan imannya. Mereka mengakui bahwa saat2 sulit adalah situasi khusus yang di ciptakan oleh Allah untuk membedakan antara "mereka yang dalam hatinya ada penyakit " dan mereka yang tulus ikhlas dalam beriman kepadanya". dalam menghadapi apapun, mereka menampakkan ketegaran dan bertawakal kepada Allah sesuai perintahnya:
"Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik" (Q.s.al-Ma'arij:5).
Al-Qur'an juga menyatakan:
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapatkan pahala dari kebajikan yang diusahakanya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang di kerjakannya". (Q.s.al-Baqarah: 286).
Orang beriman merasa aman dan nyaman karena tahu bahwa Allah tidak membebani mereka melebihi apa yang dapat mereka tanggung. Dalam menghadapai kesulitan, mereka ingat bahwa ini adalah kejadian yang akan dapat mereka atasi, dan karean itu mereka menghadapinya dengan sabar. Maka, tak peduli betapapun berat penderitaan,mereka berupa untuk menunjukan sikap berserah diri kepada Allah.
Disamping itu mereka tahu bahwa penderitaan2 telah menimpa orang2 beriman di masa lalu, dan bahwa cobaan yang di hadapi orang di masa lalu akan mereka hadapi juga. Seseorang beriman sadar akan fakta ini, siap sejak lama sebelum ia benar2 menghadapi kesulitan, dia telah bertekat bahwa dia akan tetap setia kepada Tuhannya, dan dengan demikian, bertekat untuk menunjukan kesabaran dan tawakal kepada Allah dalam keadaan apa pun.
"Dia sungguh merasa sebelum itu telah berjanji kepada Allah dahulu bahwa mereka tidak akan berbalik ke belakang. Dan adalah perjanjian dengan Allah akan diminta pertanggung jawabannya".(Q.s. al-Ahzab: 15).
Seorang beriman memenuhi janjinya kepada Allah. Dia menghadapai kelaparan, kemiskinan, ketakutan, cedera atau kematian dengan teguh, menerimanya dan memperlihatkan sikap bersukur kepada Tuhannya. Bahkan jika berbagai kesulitan menimpanya terus menerus dan seluruh hidupnya di jalani dalam kesulitan, dia tahu bahwa ketika menerima kesulitan dalam kehidupannya ini dengan kesabaran, maka kelak dia tidak akan mengalami kesulitan dalam kehidupan abadi tidak sedikitpun. Perilakunya yang teguh, dengan izin Allah, akan memberikan kepadanya karunia yang indah, kesenangan dan rahmat Allah dan surganya. kabar gembira ini disampaikan Al-Qur'an:
"Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah2an. dan berikanlah berita gembira kepada orang2 yang sabar". (Q.s.al-Baqarah: 155).
Ada hal terakhir yang harus diingat, cara orang2 beriman menghadapi kesulitan dengan kesabaran berbeda dari pemahaman orang jahiliyah tentang kesabaran, yang sekedar pasrah. Namun, pemahaman orang beriman, bukan hanya " pasrah" tetapi menghadapi masalah dan berusaha menyelesaikan dan mengatasinya. karena itu, orang beriman berusaha secara maksimal mencari solusi dengan menggunakan akal budinya dan semua sarana material dan fisiknya. Sambil melakukan itu semua, mereka berdo kepada Allah agar memberikan kekuatan:
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang2 sebelum kami.Ya tuhan kami, jangan engkau pikul kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri maaf kami , ampunilah kami, dan rahmatitalh kami. engkau penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (Q.s.al-Baqarah:286)
Sungguh, sikap dalam menghadapai kesulitan ini usah sunguh2 dan sikap menerima yang menunjukan gairah sejati. kekuatan iman mereka kepada Allah dan akhirat memungkinkan orang beriman untuk berjuang keras menghadapi kesulitan2 tanpa pernah merasa lemah hati.
IDUL ADHA DAN IBADAH KURBAN
Kata idul adha artinya kembali kepada semangat berkurban. Berbeda dengan idul fitri yang artinya kembali kepada fitrah. Bila Idul Fitri berkaitan dengan ibadah Ramadan, di mana setiap hamba Allah selama Ramadan benar-benar di sucikan sehingga mencapai titik fitrah yang suci, tetapi dalam Idul Adha tidak demikian. Idul Adha lebih berupa kesadaran sejarah akan kehambaan yang di capai nabi Ibrahim dan nabi Ismail alaihimus salam. Karenanya di hari tersebut ibadah yang paling utama adalah menyembelih kurban sebagai bantuan terhadap orang2 miskin.
Dalam surat Ash Shaffat 100-111, Allah swt. menggambarkan kejujuran nabi Ibrahim dalam melaksanakan ibadah kurban, memiliki 2 hal indikator yaitu:
1. al istijabah alfauriyah yakin kesigapannya dalam melaksanakan perintah Allah sampaipun harus menyembelih putra kesayangannya.
Ini nampak ketika nabi Ibrahim langsung menemui putranya Ismail begitu mendapat perintah untuk menyembelihnya, di saat yang sama ia langsung menawarkan perintah tersebut kepadanya. Allah berfitman: "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama2 Ibrahim, Ibrahim berkata :"Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendaptmu!" Dan ternyata al istijabah al fauriyah ini nampak juga pada diri Ismail ketika menjawab:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada mu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang2 yang sabar."
2. shidqul istislam yakni kejujuran dalam melaksanakan perintah.
Allah berfirman : "Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis nya"
inilah pemandangan yang sangat menegangkan. Bayangkan seorang ayah dengan jujur sedang siap2 melakukan penyembelihan. Tanpa sedikitpun ragu, kata aslamaa yang artinya keduanya berserah diri menunjukan makna bahwa penyerahan diri tersebut tidak hanya terjadi sepihak, melainkan kedua belah pihak baik dari Ibrahim maupun Ismail. Disanalah hakikat kehambaan benar2 nampak. Bahwa sang hamba tidak ada pilihan kecuali patuh secara tulus kepada tuhannya. suatu teladan kehambaan yang harus ditiru setiap orang beriman yang berjuang menuju derajat kehambaan. karenanyapada ayat 100 setelah itu, Allah menegaskan bahwa keduanya benar2 hambany, Allah berfirman : "Sesungguhnya ia termasuk hamba2 kami yang beriman."
Dari sini nampak bahwa untuk mencapai derajat kehambaan sejati, tidak adal lain kecualidengan membuktikan al istijabah al fauriyyah dan shidqul. Nabi Ibrahim dan nabi Ismail telah membuktikan kedua hal tersebut. Allah swt. yang maha mengetahui telah merekamnya. Bila allah mendeklarasikan maka itu persaksian yang paling akurat. Tidak perlu di perbincangkan lagi. bahka Allah swt,mengabadikannya menjadi hari idul adha. supaya semua hamba Allah setiap tahun selalu bercermin kepada nabi Ibrahim dan nabi Ismail.
Dengan demikian, esensi Idul adha bukan semata ritual menyembelih kurban, melainkan lebih dari itu, membangun semangat kehambaan nabi Ibrahim dan nabi Ismail dalam kehidupan sehari2.
Yang perlu di keritis dalam hal ini , adalah bahwa banyak orang islam masih mengambil si2 ritualnya saja, sementara esensi kehambaanya dulupakan. Sehingga setiap tahun umat islam merayakan Idul Adha, tetapi perilaku keseharianya menginjak2 ajaran Allah swt. apa yang Allah haramkan dengan mudah dilanggar. Dan apa2 yang Allah telah perintahkan diabaikan. bukanlah Allah berfirrman udkhuluu fissilmi kaafaah?Tapi dimanakah makna kaffah itu dalam dataran kehidupan umat islam ? karena itu, setiap kita memasuki hari idul adha, yangpertama kali harus kita gelar adalah semangat kehambaan yang kaffah kepada Allah. Bukan kehambaan sepenggal2 atau kehambaan musiman.
TANDA..2 MATINYA HATI !!!
Tanda2 matinya HATI #@#%#$^#$^
Kita_kita_&_kita,, kita mulai dari sekarang.
Kita_kita_&_kita,, kita mulai dari sekarang.
Tips Mencegah Kebosanan
from: Mr.Azhari
Tip Mencegah Kebosanan Pada Saat Anda Sedang Melakukan Aktifitas Pada Komputer....
Cukup untuk Tipsnya...
Moga bermanfaat untuk teman2..... salam cayooo
Tip Mencegah Kebosanan Pada Saat Anda Sedang Melakukan Aktifitas Pada Komputer....
- Merubah cara duduk.
- Mencuci muka dengan air dingin.
- Keluar menghirup udara yang bersih.
- Jika bosan membaca buku / berjalan2 di sekitar.
- Berbicara dengan orang lain (teman,ayah,ibu).
- Bersantai sejenak jika merasa jenuh.
- Membuat secangkir Jus, Kopi atau susu dsb.
- Mandi dengan air dingin.
- Lakukan gerakan fisik yang tidak menyita banyak waktu.
Cukup untuk Tipsnya...
Moga bermanfaat untuk teman2..... salam cayooo
Ciri-ciri Wanita Soleha
1. Taat kepada Allah dan Rasulnya
2. Taat kepada Suami
Perincian dari dua syarat sebagai berikut:
1. Taat kepada Allah dan Rasulnya
Bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah s.w.t ?...
2. Taat kepada Suami
Perincian dari dua syarat sebagai berikut:
1. Taat kepada Allah dan Rasulnya
Bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah s.w.t ?...
- Mencintai Allah s.w.t dan Rasulnya s.a.w melebihi dari segala-galanya.
- Wajib menutup aurat.
- Tidak berhias dan berpenampilan seperti wanita jahiliyah.
- Tidah bersama dengan lelaki dewasa kecuali ada mahram bersamanya.
- Sering membantu lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan taqwa.
- Berbuat baik kepada Ibu & Bapak.
- Bersedekah baik dalam keadaan susah ataupun senang.
- Bersikap baik terhadap tetangga.
- Memeliharap kewajiban terhadap suami.
- Senantiasa menyenangkan suami.
- Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tidak di rumah
- Tidak bermasam muka didepan suami
- Tidak menolak ajakan suami untuk tidur.
- Tidak keluar tanpa izin suami.
- Tidak meninggikan suara melebihi suara suami.
- Tidak membantah suami dalam kebenaran.
- Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya.
- Senantiasa memelihara diri, kebersihan & kecantikannya.
Langganan:
Postingan (Atom)