Gara- gara mendengar rencana produsen telephone pintar BlackBerry, Research In Motion (RIM) membangun bariknya di Malaysia, Pemerintah berencana mengkaji ulang sejumlah perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan Negara lain.
Kata Menteri keuangan Agus Martowardojo , “Kami akan tahu fasilitas dibangun di negara tetangga kita dengan memanfaatkan FTA. Indonesia sangat agresif dalam menandatangani komitmen globalisasi. Kalau tidak siap merespons, Indonesia akan kehilangan kesempatan.”
Indonesia akan sangat di rugikan jika tak mengambil langkah strategis. Berkaitan dengan BlackBerry, Potensi pasar di Indonesia sangat besar, tapi produksinya malah di lakukan di luar Indonesia, Pengenaan tarif barang mewah untuk ponsel BlackBerry atau barang telekomunikasi yang dibuat di luar negri tapi banyak di konsumsi di masyarakat Indonesia masih harus dikaji pemerintah
Kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wirjawan, mengungkapkan bahwa penjualan BlackBerry di Indonesia tahun depan di perkirakan mencapai 4 juta unit. Sedangkan di Malaysia hanya 400 ribu unit per tahun.
Kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai Agung Kuswandono, Pemerintah bisa saja menaikan pajak barang mewah suatu produk. Kewenangan itu ada di Direktorat Jendral Pajak. ‘ Tapi dia tidak boleh Diskriminatif. Artinya kalau barang itu importnya di kenakan, dalam negrinya juga harus di kenakan, katanya juga agar produsen mau membangun pabriknya di Indonesia, iklim usaha harus di perbaiki. Indonesia harus lebih kompetitif dibandingkan dengan kompetitornya seperti Malaysia dan singapura, “ Penyediaan lahan, perizinan, itu selalu menjadi faktor yang selalu membuat kita selalu kalah bersaing.
Kata Menteri Perdagangan Elka Pangestu menegaskan, bahwa penerapan pajak penjualan barang mewah tak boleh diskriminatif, “ Baik yang di jual di dalam Negri ataupun Import, menurutnya juga pengenaan pajak tambahan pada barang yang di anggap mewah, seperti telephon seluler dan laptop, merupakan salah satu instrument yang bisa di gunakan untuk meningkatkan produk di dalam negri.
Untuk meningkatkan produk dalam negri , pemerintah tidak hanya membahas soal disinsentif barang mewah, tapi juga tentang bagaimana meningkatkan penggunaan produk - produk dalam Negri oleh pemerintah.
Kata Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik , Kamar dagang dan Industri Indonesia , Natsir Mansyur , Mendukung rencana pemerintah mengenakan disinsentif impor seluler dan laptop. “ Kata Pak Natsir … Bagus agar bisa mendorong produksi dalam negri “.
Catatan dari Koran Tempo, Sabtu 10 September 2011 halB2